Rabu, 13 Februari 2013

PROSES MEMBUBUT

1.1 Pengertian
       Bubut (Turning) adalah suatu proses pemesinan / pembentukan benda kerja (material/work piece) dengan cara menghilangkan/pengambilan tatal dari bahan/benda kerja, dimana pahat memotong sementara benda kerja yang berputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan /pembentukan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan.
1.2 Pengelompokan mesin bubut
Pembagian mesin bubut berdasarkan kemampuan pengerjaan dikelompokkan menjadi enam kelompok besar yaitu:
a. Mesin Bubut Ringan
Mesin ini bentuknya kecil dan sederhana, digunakan untuk mengerjakan benda-benda yang kecil pula.
Biasanya diletakkan diatas meja kerja.
Contoh : Mesin bubut Simonet.
b. Mesin Bubut Revolver
Mesin ini khusus untuk memproduksi benda kerja yang ukurannya sama dan dalam jumlah yang banyak atau untuk pengerjaan awal.
Contoh : Mesin bubut Kapstan.
c. Mesin Bubut Sedang
Konstruksi mesin bubut ini lebih cermat dan dilengkapi dengan penggabungan perlengkapan yang khusus. Mesin ini digunakan untuk pengerjaan yang membutuhkan ketelitian tinggi.
d. Mesin Bubut Standard
Mesin ini mempunyai power yang lebih besar dan digunakan untuk pengerjaan pembubutan yang memerlukan ketelitian tinggi dengan benda kerja yang cukup besar.  Contoh : Cholcester Master dan Kerry.
e. Mesin Bubut Beralas Panjang
Mesin bubut ini termasuk mesin bubut industri berat yang banyak digunakan pada benda kerja yang besar dan panjang. Misalnya poros-poros kapal dan poros transmisi.
f. Mesin Bubut CNC (Computer Numerically controlled)
Mesin bubut ini adalah jenis mesin bubut yang sudah dilengkapi dengan sistem kontrol komputer. Operator hanya tinggal memasukan program yang terstruktur yang sesuai dengan bahasa program yang telah ditentukan. Biasanya mesin ini digunakan untuk proses produksi masal karena salah satu kelebihannya adalah tingkat keakuratan dan presisi yang tinggi. Contoh program yang dikenal adalah : Emco, Fanuc, Cincinati, Fagor, Siemens dll.
  
1.3 Gerakan Mesin Bubut
Dalam mesin bubut dikenal ada 3 Gerakan mesin Bubut :
1. Gerak Utama Berputar : Chuck (Pencekam Benda Kerja)
Disebut juga dengan Kecepatan Putaran Benda kerja yang dipasang pada chuck. Satuan kecepatan Putaran (Speed) adalah Rpm = Rotasi Per Menit.
2. Gerak Memanjang : Eretan Bawah
Adalah gerakan dimana arah pemotongan sejajar dengan sumbu benda kerja, gerakan ini disebut gerakan memanjang atau gerak pemakanan.
3. Gerak Melintang : Eretan Atas
Adalah gerakan dimana arah pemotongannya tegak lurus terhadap sumbu benda kerja, maka disebut gerakan melintang atau pemotongan permukaan (facing).



1.4 Putaran Mesin Bubut
 MENCARI KECEPATAN PUTARAN MESIN BUBUT (SPEED SPINDLE)
Hasil Pembubutan yang baik dan halus dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Kecepatan Putaran Mesin (Speed Spindle)
2. Kecepatan Asutan Pemotongan (Feeding)
3. Kekerasan Bahan/material
4. Kedalaman Pemakanan (Deep of Cut)
  Kecepatan Putaran Mesin (Speed Spindle) juga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :
 Besar Diameter Benda Kerja (Work piece Diameter)
Prinsip :
“Semakin Besar diameter benda kerja maka putaran pelan”. Sebaliknya. “ Jika semakin Kecil diameter Benda kerja, maka Putaran semakin besar.
  1. Tebal Pemakanan (Deep of Cut)
Untuk pemakanan yang besar kecepatan mesin harus pelan sedangkan untuk pemakanan yang kecil maka kecepatan mesin sebaiknya lebih tinggi atau cepat.
3. Kecepatan Pemotongan (Cutting Speed)
Pada pemotongan kasar harus digunakan putaran mesin yang rendah (lambat) dan kecepatan pemakanan yang besar (cepat) maka hasilnya akan baik.
Pada pemotongan dengan tingkat penyelesaian halus digunakan putaran mesin yang tinggi dan kecepatan pemakanan yang lambat.
D      = Diameter Benda kerja
d1     = Tebal Pemakanan
r       = Jari-jari
Jika benda kerja dengan garis tengah d1 membuat 1 putaran tiap menit, maka panjang tatal (beram) yang terpotong dalam 1 menit adalah d x p = keliling.

Jika benda kerja berputar lebih dari 1 putaran dalam 1 menit, misalnya n putaran, maka panjang tatal yang terpotong dalam 1 menit adalah = dxpxn.

Panjang tatal ini diukur dalam satuan meter tiap menit dan disebut dengan kecepatan potong.

Makin besar garis tengah benda kerja, maka makin panjang perbandingan tatal yang dibentuk. Kita lihat, bahwa kecepatan potong itu dipengaruhi langsung oleh besarnya garis tengah benda kerja dan banyaknya putaran tiap menit.

Banyaknya putaran tiap menit = r.p.m (rotasi per menit)

Pada gambar-gambar teknik, ukuran garis tengah itu dinyatakan dalam mm, tetapi kecepatan potong dalam membubut dinyatakan dalam m/menit. Oleh karena itu kita harus membaginya dengan 1000 untuk memperoleh satuan meter.
maka putaran didapatkan dengan rumus :
Rumus Mencari Kecepatan Putaran Mesin Bubut
n = Vc x 1000
Keterangan :                              л  x  d
n  = Putaran Mesin Bubut………  Rotasi / Revolution Per Menit (Rpm)
        Vc = Kecepatan Potong Dalam Meter Per Menit…………….  (M/Menit)
d  = Diameter Benda Kerja……………… (mm)
л  = 3.14
 Mencari Harga Kecepatan Potong (Cutting Speed)
Kecepatan potong dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1. ukuran diameter benda kerja yang dikerjakan
2. Jenis Kekerasan Material/ benda kerja
3. Ukuran bagian tatal yang terpotong (dalamnya pemotongan x kecepatan
    Pemakanan)
4. Tingkat kehalusan yang diinginkan
5. Bahan / Material dari pahat yang digunakan
6. Bentuk pahat
7. Pencekaman/penjepitan benda kerja
8. Macam dan keadaan mesin bubut
        Harga Kecepatan Potong (Vc) Dapat dicari dengan Rumus :
 n  = Putaran Mesin Bubut………  Rotasi / Revolution Per Menit (Rpm)
        Vc = Kecepatan Potong Dalam Meter Per Menit…………….  (M/Menit)
d  = Diameter Benda Kerja……………… (mm)
л  = 3.14

Tidak ada komentar:

Posting Komentar